Rabu, 05 Februari 2014

LOS PASAR DESA GASING Program Kegiatan PPK (Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin)


LOS PASAR DESA GASING
Program Kegiatan PPK (Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin)

Ditulis oleh : Fery Kadarsyah (FK) & Desy Marfuah (FT)
Editor        : Nursiah (Faskab), Indrawan (Faskeu) & Suhendra (Fastekab)

Program Nasional Pemberderyaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan program nasional yang dicanangkan secara resmi pada tahun 2007. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kesejahteraan, kapasitas dan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. Seperti kita ketahui bahwa dalam pendekatannya PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dinilai berhasil diantaranya penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat miskin.

Salah satu aset infrastruktur yang telah bangun dalam kegiatan PPK di Kecamatan Talang Kelapa adalah pembangunan los pasar di Desa Gasing. Keberadaan pasar sebagai tempat untuk transaksi jual beli di wilayah tersebut memang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Sebelum di bangun dengan pendanaan PPK, pasar/kalangan tempat transaksi jual beli berada di bawah jembatan dengan areal lahan menumpang milik masyarakat.


Awal pendanaan PPK TA, 1998/1999 mengalokasikan untuk membangun sebanyak 30 buah los ( 20 los pasar volume 3 x 4 m berbentuk huruf L dan 10 los lagi ditengah yang dibagi menjadi 2 petak) yang menempati lahan seluas 1 Ha dengan dana sebesar Rp. 131.695.250,    Adapun untuk mengelola pasar tersebut disepakati dibentuk tim pengelola sebanyak 3 orang yang diketuai oleh Bapak Mukmin, seperti diceritakan oleh beliau, bahwa awalnya sangat sepi sekali para pedagang dipasar ini dan kegiatan pasar hanya berlangsung 1 minggu sekali sehingga untuk biaya mengelola pasar ini, pengurus hanya mengutip uang sebesar Rp. 1.000,- /pedagang/bulan.

Melihat perkembangan pasar gasing yang pesat maka melalui MD kembali diusulkan untuk penimbunan lahan pasar pada tahun 2011 sebesar Rp. 53.782.100,- seluas 34 x 40 meter.
Seiring perjalanan waktu, keberadaan pasar tersebut semakin ramai dan berkembang. Dari 30 los yang dibangun dengan dana PPK sebanyak 20 buah los telah direhab dengan kualitas yang lebih baik dan 10 buah los masih bentuk asli. Saat ini juga telah ada tambahan 26 unit toko yang dibangun sendiri oleh masyarakat serta 50 los lain yang berada di areal tersebut, sehingga total tempat berdagang saat ini berjumlah 106 unit terdiri dari los sebanyak 60 unit dan Ruko sebanyak 46 unit. Sarana pendukung lain yang ada dipasar tersebut saat ini adalah jalan cor beton (baru sebahagian), WC.

Seperti dijelaskan oleh Bapak Mukmin, bahwa biaya retribusi pasar tersebut telah ada peningkatan yang dahulu Rp. 1.000,- sekarang menjadi 25.000,-/pedagang/bulan, sudah termasuk tempat berdagang, kebersihan & keamanan. Biaya tersebut relatif sangat murah dan terjangkau bila dibandingkan dengan masyarakat harus menyewah tempat berdagang yang berkisar antara Rp. 150.000 s/d Rp. 200.000 per bulan. Sejak tahun 2000 pasar tersebut telah dibuka setiap hari dan kondisi yang paling ramai adalah setiap hari minggu (kalangan istilah masyarakat setempat). Komoditi yang dijual di pasar tersebut sangatlah beragam dan dapat dikatakan lengkap mulai dari pakaian jadi, sayuran, buahan, beras sampai perlengkapan rumah tangga, instalasi listrik, dll. Pedagangnyapun berasal dari berbagai daerah baik penduduk lokal dalam Kecamatan Talang Kelapa maupun pendatang dari Kecamatan Tanjung Lago dan Kota Palembang. Omset penjualan di pasar tersebut berkisar 70 – 80 juta/hari.


Dalam kaitannya dengan kontribusi pada pendapatan asli desa, maka pasar tersebut menyumbang 10 % dari dana yang masuk untuk kas desa.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa pasar tersebut memang perlu dilakukan peningkatan, maka beberapa rencana yang akan diupayakan untuk dilakukan diantaranya penyediaan lapangan parkir, sarana MCK, jalan Cor, rehab los
Dan kantor untuk pengurus pasar

Minggu, 05 Januari 2014

GOTONG ROYONG; Budaya Partisipasi Khas Indonesia Kab.BANYUASIN



GOTONG ROYONG;
Budaya Partisipasi Khas Indonesia
( Desa Sungai Rengit Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten banyuasin)

Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari gotong berarti bekerja dan royong berarti bersama. Adapun sikap gotong royong adalah bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing.


Berbicara tentang gotong royong, beberapa orang kurang tertarik mengingat mereka menganggap gotong royong adalah sebuah tradisi lama yang telah usang dan  sulit untuk diterapkan pada masa kini karena setiap orang memiliki kesibukan dengan urusannya sendiri, seperti pepatah mengatakan “Waktu adalah Uang”. Jadi kalau setiap orang yang bekerja harus memperoleh uang, sementara gotong royong tidak sedikitpun keuntungan materi yang didapat. Oleh sebab itu gotong royong dianggap sulit untuk/tidak lagi menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Anggapan tersebut setidaknya berbanding terbalik dari kondisi masyarakat Desa Sungai Rengit Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin yang masih menampilkan semangat kegotong royongan. Bagi Masyarakat, pelaksanaan gotong royong begitu penting dalam pelaksanaan pembangunan, apalagi saat ini masyarakat Desa Sungai Rengit sedang melaksanakan pembangunan jalan rabat beton dan 2 unit jembatan yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan.

Seperti diketahui, Desa Sungai Rengit merupakan salah satu desa di Kecamatan Talang Kelapa yang mendapat alokasi dana bantuan langsung masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2013 diperuntukkan bagi pembangunan jalan rabat beton dan pembangunan jembatan. Alokasi dana masing-masing kegiatan tersebut yakni untuk jalan rabat beton sebesar Rp. 161.999.500,- dan untuk 2 unit jembatan sebesar Rp. 105.618.500,- Sarana tersebut (red Jalan dan Jembatan) merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Terlebih lagi dengan jembatan sebagai sarana penghubungan satu lokasi dengan lokasi lainnya yang didalamnya memuat kelancaran akses bagi keluar masuknya hasil pertanian (sawit, karet, sayuran, dll), akses anak-anak ke sekolah, dan akses bagi masyarakat pada umumnya.

Sebagai program yang mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat, PNPM Mandiri Perdesaan menekankan aspek penyadaran, peningkatan kapasitas dan pengorganisasian masyarakat dalam pendekatannya. Semangat gotong royong yang ditampilkan oleh masyarakat Desa Sungai Rengit merupakan cerminan dari bagaimana pengorganisasian dan partisipasi masyarakat yang terbangun.

Menarik ketika mengutip apa yang dikatakan oleh Pak Darso, salah satu masyarakat dese setempat bahwa “gotong royong merupakan hal yang biasa kami lakukan dan ini dilakukan atas dasar kepedulian terhadap wilayahnya”. Beliau lebih lanjut mengatakan, bahwa masyarakat yang ada sekarang berasal dari Rt 1 dan Rt 2 yang khusus membantu untuk pelaksanaan pengecoran jembatan, sedangkan untuk Rt 3 dan Rt 4 akan dikerahkan pada saat penimbunan nanti, cetusnya.


Melihat proses pelaksanaan yang terjadi dilapangan, pelbagai elemen masyarakat yang hadir mengambil perannya masing-masing. Ada yang membawa pasir dengan kereta sorong dan membawanya ke lokasi pengadukan, beberapa orang membawa koral dan semen untuk campuran cor. Ada pula yang mengambil bagian sebagai penyedia air, dan tidak sedikit yang berbaris memanjang guna menyuplai adukan untuk ditempatkan pada bagian yang akan di cor.


Sertifikasi pekerjaan jalan rabat beton
 

Saat ini untuk sarana jalan rabat beton Dusun II telah selesai 100 % dan telah dimanfaatkan langsung oleh masyarakat sedangkan untuk jembatan yang berada di Dusun IV Setia Harapan masih dalam tahap pengerjaan untuk penyelesaian.






“Masyarakat sangat bersyukur atas pembangunan jembatan ini yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Sudah lama kami mendambakan jembatan ini dapat dibangun, kata Bapak Muslim salah satu warna Desa Sungai Rengit. Lebih lanjut dikatakan oleh beliau, dengan adanya jembatan ini nanti, kami tidak lagi repot untuk mengganti bahan untuk kontruksi yang terbuat dari kayu serta menekan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat.

DiTulit oleh Fasilitator Kecamatan Talang Kelapa ( Fery Kadarsyah & Desy Marfuah, ST) dan
Diedit Oleh Fasilitator Kabupaten Banyuasin ( Nursiah, SP )